Selamat Datang Di Blog Be smart.......
zwani.com myspace graphic comments

Sabtu, 26 Agustus 2017

MAAF KAN AKU WAHAI RAHIMKU.

Anak adalah harapan sebuah keluarga, penerus generasi bahkan menjadi investasi akhirat yang tidak akan pernah merugi, jika kita dapat mendidiknya menjadi putra dan putri yang sholeh dan sholeha.

aku adalah si ibu yang bahagia di dunia ini yang di karunia dua anak, si fahri yang sekarang tumbuh menjadi lelaki remaja yang begitu tampan, lembut dan baik hati, umurnya kini menginjak 15 tahun, dan si kecil nisa yang sedang lucu lucunya yang begitu manis dan ceria, umurnya kini baru menginjak 3 tahun, ya Allah nikmat mana lagi yang bisa aku dustakan. lengkap sudah kebahagiaan keluarga ku. Suami yang begitu penyayang, dengan pekerjaan yang tetap sehingga bisa menghidupi keluarga kecil kami secara layak. Oh Ya Allah nikmat mana lagi yang bisa kami dustakan?

Tapi, ternyata aku adalah hamba yang paling mendustakan nikmatNYA. Paling tidak percaya dengan ketentuanNYA, dan mudah termakan oleh angan angan yang menakut nakuti. Iya aku wanita yang mudah termakan oleh kecemasan manusia lain. Aku yang bodoh.

Hari ini adalah Hari dimana Nisa menginjak Tahun ke empat, semua keluarga berkumpul termasuk mertua, jangan di tanya rasa bahagianya, ini adalah kebagian yang aku suarakan ke alam semesta. Sungguh, melihat semua berkumpul, melihat semua tertawa, melihat semua penuh kebahagiaan, apalagi si kecil nisa yang begitu cerianya berlari lari bersama kemenakan kemenakan yang lain, mereka berbaur, akur.

" Rin, kamu ada rencana mau punya anak lagi?"
" hem, apa bu?" karena keriuhan anak -anak aku kurang mendengarkan pertanyaan ibu mertua kepadaku.
" anak, kamu ada rencana nambah anak lagi?"
" kenapa memang bu? Kalo dikasih lagi ndak apa bu"
" hem, jaman sekarang rin, apa apa susah, hidup semakin sulit, kebanyakan anak apa kamu yakin bisa menafkahi anak anak dengan layak, menyokalahkan mereka ke jenjang perguruan tinggi, bapak ibunya lulusan perguruan tinggi semua, masa anaknya cuma lulus SMA? ya paling tidak setara lah atau malah seharus nya lebih tinggi".

Aku berfikir sejenak, iya benar juga, biaya kehidupan semakin hari semakin menggila, biaya sekolah apa lagi, kemarin saja di berita bahkan anak anak yang mau sekolah SMP saja sulitnya bukan main, bukan hanya kerena biaya saja, segala umur dan nilai rata-rata pun sudah menjadi permasalahn yang pelik, anak yang tadinya bersemangat sekolah jadi lesu karena fikirannya sudah di mider-miderkan dengan persyarat-persyaratan lain, belum nanti harus les ini les itu untuk penunjang nilai anak, Ya Allah, dunia ini... mau jadi apa dunia macam ini. Dan untuk pertama kalinya aku mengeluh.


Setelah hari itu, aku adalah wanita yang paling ragu tentang masa depan anak anak. Suatu malam aku mengutarakan keraguanku kepada suami, suami menanggapi dengan santai saja, ya bagaimanapun isi hatinya tentang curahan hati aku malam itu yang kulihat suamiku  begitu datar expresinya, itu membuatku kesal, lho, ini tentang anak anak lho, bukan tentang aku pribadi, bagaimana mereka nanti? Bagaiman kehidupan mereka nanti? meski mungkin karena kecemasanku ini, hati suami pun ikut cemas atau entah apalah yang ada dalam fikirannya, tapi yang aku lihat dia datar - datar saja. Duh gusti..... Ruwet banget si ya.


Beberapa kali ibu mertua menepon, ya aku juga sering mengutarakan dan membicarakan kesulitan hidup orang orang yang sering ada di berita berita, bodoh sungguh hanya dengan kesulitan orang lain nyaliku menjadi ciut menghadapi situasi kehidupan, padahal jika di fikir fikir lagi kehidupanku itu baik baik saja, tidak ada yang perlu di khawatirkan, wah sekali lagi, wanita yang dari jaman pertama kali dia diciptakan, begitu lemah perasaannya hingga mudah sekali tergiur rayuan syetan, tergiur angan-angan.


Mertua menyarankan untuk pengangkatan rahim saja, banyak teman teman ibu mertua melakukan operasi itu karena dirasa efektif untuk mencegah kehamilan, sebab jika memakai KB biasa sewaktu waktu bisa kelolosan juga, hem, kalo dipikir pikir benar juga, kemarin si Tania dua kali kebobolan sehingga sekarang anaknya sudah empat padahal perencanaan awal, Tania hanya ingin memiliki dua anak saja, sekarang kalo diliat liat kehidupan tania sedikit miris, bahkan untuk biaya anak sekolanya yang akan masuk ke SMP saja sisa nya minjem sana sini, kadang aku lihat dia mengutang sayur di abang rojak tukang sayur, Ya Allah, apa aku harus mengalaminya juga?

Hari ini hari pengangkatan rahinku, keputusan ini sebenarnya mengalami banyak pertimbangan panjang, diskusi dengan banyak pihak termasuk bapak dan ibuku, berkali kali mereka menyarankan agar tidak usah saja dengan pertimbangan keadaan anaknya ini takut kenapa napa, kalo pun tentang anak , thoh sudah ada rejekinya masing masing, tidak perlu pengangkatan rahin segala. Tapi tekadku sudah bulat, ini demi anak-anak, demi masa depan mereka.

17 agustus 2016, setahun setelah pengangkatan rahim. Siang itu kala aku sedang memasak menu makan siang sehabis menjemput nisa dari paud, aku mendapat telpon dari kepala sekolah fahri, bahwa fahri sekarang berada di rumah sakit. Aku langsung lemas, ada apa ini, berkali kali aku bertanya, 'kenapa fahri?' 'ada apa dengan fahri?', namun kepala sekolah hanya menjawab di tunggu sekarang ke rumah sakit. Aku langsung bergegas, bahkan aku lupa menelpon suami tentang berita fahri di rumah sakit, sambil menggendong nisa aku berlari lari ke ruangan UGD, dalam perjalanan nisa selalu bertanya, 'kenapa bu?', 'ini mau kemana bu?', 'ibu kok nangis?' dan banyak ocehan yang lain yang tidak sanggup aku jawab. Di depan ruang UGD, yang bahkan aku tidak sadar nisa lepas dari gendongan, demi melihat fahri bersimbah darah, aku berteriak histeris. Fahri, Fahri Ya Allah Fahri. bahkan aku tidak bisa menjelaskan kejadian secara rinci kala itu, begitu semrawud, begitu kalut. Semua orang yang ada di ruangan itu menenangkan tapi percuma saja, beberapa guru yang lain menelpon suami, karena melihat reaksi dan kondisiku yang tidak mungkin untuk menerima penjelasan. Iya semua mental. Pukul 17. 00, sewaktu aku terdiam lesu dipelukan suami, semua keluarga datang untuk Fahri, didepan keluarga Kepala sekolah menjelaskan bahwa di tengah -tengah karnaval tadi, di kerumuhan banyak orang , tiba tiba ada yang berteriak copet, lalu copet berlari ke arah Fahri yang saat itu berada di tengah tengah karnaval sebagai pembawa bendera merah putih, spontan mendengar teriakan copet, fahri menghadang copet tersebut, naas sang copet membawa senjata tajam, mungkin karena takut atau kerasukan syetan apa, copet secara membabi buta menusuk 7 kali tusukan ke arah fahri, dan beberapa tusukan mengenai jantung fahri, yang mengakibatkan fahri langsung tidak sadarkan diri, semua sudah berusaha menangani secara cepat, dan belum habis kepala sekolah menceritakan kejadian naas ini, terdengar suara machine yang khas, ya suara machine pendeteksi jantung yang sudah tidak berdetak. Aku terperanjak dan semua gelap.


Sudah hampir setahun kepergian Fahri, hati yang remuk belum juga sembuh, mungkin karena separuh jiwa yang pergi bersama fahri, aku selalu bingung melakukan semua hal, aku adalah ibu yang limbung, yang tidak lagi bisa berkonsentrasi mengurus keluarga yang tersisa, aku yang dirundung rasa bersalah, aku yang dirundung kepedihan berkepanjangan, meski berkali kali suami menasehati, berkali nisa mengiba meminta perhatian, aku adalah jiwa yang kosong. Semua menjadi tidak terurus.
Malam itu, Nisa tiba-tiba mengalami demam, kepanikan yang mendesak malah membuat aku stuck tidak tau harus berbuat apa, aku hanya menagis sambil menelpon suami yang belum pulang kerja karena lembur, dengan nada marah dan meninggi aku mendesak agar dia cepat pulang. Ya bodohnya aku hanya mondar mandir  ke pintu depan lalu ke kamar lalu hanya diam dengan kepanikan, padahal ini bukan lah pertama kali nisa mengalami demam, dan sebelumnya aku bisa mengatasinya tapi entahlah, kenapa saat ini keahlianku sebagai seorang ibu benar benar nol, sudah gila mungkin. Setiba suami di rumah suami langsung ke kamar nisa, tergopoh gopoh membawa nisa ke mobil dan buru buru menyuruh saya masuk ke mobil menuju ke rumah sakit. Dan belum sempat tubuh mungil putriku tertangani oleh medis, dia sudah ikut kakanya, mungkin dia sangat rindu selama setahun ini, sama besarnya dengan kerinduan ini, aku yang sudah seperti kepompong kosong ini, bahkan tidak bisa menangis lagi, hanya mampu menatap kosong ke arah tubuh mungil itu, oh anakku sayang. adakah sisa tempat untuk ibu kembali bersama kalian. Karean ibu tau dua tahun lalu ibu telah membuat keputusan yang salah, membuat kalian hanya hidup berdua saja menjadi saudara, ibu telah menutup jalan keluar saudara saudara kalian yang lain, aku adalah ibu yang bodoh, yang dengan ketakutan ketakutan lalu menentang ketentuanNYA, Maaf kan aku rahimku, aku telah melakukan keslahan besar atas takdirmu, dua anak yang kini telah DIA panggil. itu adalah hukuman yang pantas untuk seorang ibu yang menolah atas anak anak yang lain. Maaf kan aku suamiku, karena aku kamu bukan lagi seorang ayah. Maaf kan aku Ya Rabb begitu bodohnya aku akan masa depan yang aku cemaskan , padahal sesungguh Nya engkau lah sebaik baik penjamin kehidupan.





karya ' Anak Mantu',

Minggu, 07 Juni 2015

Senin, 06 April 2015

Hidup

Hidup... 
tak melulu begitu...
mungkin datang tangis tersedu-sedu....
lalu...
tawa bergema-gema...
apa yang di sesali?
begitulah DIA memberi cara hidup 
dan melukiskan cara kematian...
Hidup tak melulu begitu....
kadang terdengar jeritan...
mungkin pula rintihan....
Begitulah takdir takdir kehidupan...
setiap yang berlalu...
setiap masa depan...
DIA ada menjagamu...
mengawasi hidup...
semua hidup...
iya, semua kehidupan...

Jangan Bersedih

Jangan bersedih.....
karena setiap dosa akan diampuni,
jangan bersedih.....
karena setiap hutang akan terlunasi,
jangan bersedih......
karena setiap kebaikan akan dibalas berkali kali lipat,sedang keburukan akan dibalas dengan setimpal....
jangan bersedih.....
karena kuasa manusia hanya sebatas ini dan sebatas itu meski manusia dalam kekuasaan tertinggi,sedang kekuasaan Allah tidak terbatas,
jangan bersedih.....
karena setiap kesulitan ada kemudahan,
jangan bersedih.....
karena rezeki kita takan pernah tertukar meski seluruh umat menghalangi datangnya rizki kepada kita,
jangan bersedih.....
karena setiap hinaan,cacian,makian yang ditimpalkan kepada kita selalu didengar oleh Allah,
jangan bersedih....
karena kebanyakan penghuni syurga adalah orang2 miskin....
jangan bersedih.....
karena Allah selalu bersama kita yg mudah dalam memberi kepada sesama dan tak malu meminta kepadaNYA.....

Selasa, 25 November 2014

........

tak bergeming...
disini selalu pilu,
mendengar suara-suara derita...
ditengah hingar bingar kota...
ini pertiwi bukan??
dimana lumbung-lumbung padi berjajar...
sungai-sungai mengalir tanpa hambatan...
gunung- gunung emas menjulang tinggi...
ah itu cerita usang!
semua itu berganti...
kegersangan, kemiskinan...


pertiwi telah jadi cerita lama tanpa judul...
yang ada haru, yang ada pilu...